Sabtu, 08 Oktober 2016

Cara Kerja Framework Ionic

CARA KERJA FRAMEWORK IONIC



          Terdapat beberapa teknologi yang digunakan ketika membangun hybrid apps. Di Ionic sendiri, terdapat 3 teknologi utama, yaitu Framework Ionic, AngularJS, dan Cordova. Mari kita lihat lebih detail untuk masing-masingnya.

Framework Ionic


          Framework Ionic (juga disebut Ionic) merupakan kerangka kerja yang menyediakan sejumlah control antarmuka pengguna yang umum digunakan di aplikasi mobile. Bayangkan Anda sedang membangun sebuah aplikasi untuk membaca berita. Ionic menyediakan sejumlah komponen antarmuka pengguna, seperti sidemenu, button, list, dan lainnya, sehingga Anda dapat membuat menu navigasi, menampilkan pilihan kategori berita, dan menampilkan list berita. Komponen-komponen ini dibangun dengan kombinasi CSS, HTML, dan JavaScript.

Gambar Aplikasi Coride dibuat dengan Ionic


          Gambar diatas merupakan salah satu aplikasi Android dan iPhone, yaitu Coride yang dibangun dengan Framework Ionic.

          Ionic merupakan proyek open-source yang utamanya dikembangkan oleh Drifty. Dikenalkan pertama kali pada November 2013 dan telah berkembang dengan sangat cepat hingga menjadi pilihan utama untuk membangun hybrid apps. Hampir 20.000 aplikasi diluncurkan dengan Ionic setiap bulannya. Ionic dibangun di bawah lisensi MIT.

          Ionic juga memiliki Command Line Tool (CLI) yang membantu pengembang dalam mengembangkan aplikasi. Tool CLI ini dapat membantu Anda untuk memulai proyek, preview, build, dan deploy aplikasi Anda.

          Ionic juga memiliki library font icon di http://ionicons.com. font ini sangat bermanfaat dan dapat Anda gunakan untuk aplikasi Anda. Sifatnya opsional, kita akan mencoba menggunakannya pada contoh-contoh aplikasi nantinya.

AngularJS


          AngularJS (disebut juga Angular) adalah proyek open-source dari Google yang telah sangat populer dikalangan para pengembang aplikasi web. Angular membantu para pengembang dalam memnuliskan baris-baris kode program secara cepat dan memiliki struktur yang baik.

          Dulunya kita menggunakan bahasa berbasis server (seperti PHP, Ruby atau Java) untuk mebangun aplikasi kompleks. Sekarang ini framework berbasis web seperti AngularJS memungkinkan Anda untuk membangun aplikasi kompleks di browser. Ini merupakan sebuah kesempatan besar untuk para pengembang hybrid app, di mana kita dapat menggunakan browser ketika membangun aplikasi. Bagi Anda yang telah familier dengan AngularJS, maka ini akan menjadi lebih mudah bagi Anda dalam menerapkan Ionic ke dalam aplikasi mobile.

Gambar AngularJS dari Google


          AngularJS dimulai pada tahun 2009 oleh Misko Hevery dan Adam Abrons. Akhirnya Hevery bergabung dengan Google dan membawa Angular dengannya. Saat ini, proyek ini sangat populer di kalangan pengembang dan telah diadopsi oleh sejumlah situs besar, seperti www.nasa.gov. AngularJS juga di bawah lisensi MIT.

Cordova


          Kita akan menggunakan Apache Cordova dalam postingan ini sebagai framework hybrid app. Cordova merupakan layer yang mengatur komunikasi antara jendela browser dan native API. Misalnya, pada aplikasi cuaca membutuhkan akses ke informasi GPS (Global Positioning System) perangkat mobile untuk mengetahui lokasi, dan Cordova mampu menjembatani komunikasi antara Angular dan perangkat mobile untuk menerima informasi.

          Cordova menyediakan banyak sekali fitur dan plugin yang dapat kita guanakan dalam mengembangkan aplikasi. Lebih lanjut, Anda dapat menemukan Cordova di http://cordova.apache.org/.

Plugin Cordova


          Mungkin Anda pernah mendengar Phonegap. Adobe telah mengakuisisi Phonegap dan menggabungkannya ke dalam Apche Software Foundation dengan nama Cordova, saat ini, Phonegap adalah bagian dari Cordova. Phonegap adalah bagian inti dari Cordova yang mendukung beberapa fitur berbayar dari Adobe. Di postingan selanjutnya saya akan menggunakan Cordova, namun Anda juga dapat menggunakan Phonegap dan fitur berbayarnya jika dibutuhkan.

          Cordova adalah proyek open-source Apache yang memiliki komunitas yang cukup besar. Adobe merupakan pengembang utama daro framework ini. Cordova berada di bawah lisensi Apache 2.0.

Lalu Apa Keunggulan Ionic Dari Framework Lainnya? Yuk baca postingan Keunggulan Ionic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar