CARA KERJA FRAMEWORK IONIC
Terdapat
beberapa teknologi yang digunakan ketika membangun hybrid apps. Di Ionic
sendiri, terdapat 3 teknologi utama, yaitu Framework Ionic, AngularJS, dan
Cordova. Mari kita lihat lebih detail untuk masing-masingnya.
Framework Ionic
Framework Ionic (juga disebut
Ionic) merupakan kerangka kerja yang menyediakan sejumlah control antarmuka
pengguna yang umum digunakan di aplikasi mobile. Bayangkan Anda sedang
membangun sebuah aplikasi untuk membaca berita. Ionic menyediakan sejumlah
komponen antarmuka pengguna, seperti sidemenu, button, list, dan lainnya,
sehingga Anda dapat membuat menu navigasi, menampilkan pilihan kategori berita,
dan menampilkan list berita. Komponen-komponen ini dibangun dengan kombinasi
CSS, HTML, dan JavaScript.
![]() |
Gambar Aplikasi Coride dibuat dengan Ionic |
Gambar diatas merupakan salah satu
aplikasi Android dan iPhone, yaitu Coride yang dibangun dengan Framework Ionic.
Ionic merupakan
proyek open-source yang utamanya dikembangkan oleh Drifty. Dikenalkan pertama kali
pada November 2013 dan telah berkembang dengan sangat cepat hingga menjadi pilihan
utama untuk membangun hybrid apps. Hampir 20.000 aplikasi diluncurkan dengan
Ionic setiap bulannya. Ionic dibangun di bawah lisensi MIT.
Ionic
juga memiliki Command Line Tool (CLI) yang membantu pengembang dalam
mengembangkan aplikasi. Tool CLI ini dapat membantu Anda untuk memulai proyek,
preview, build, dan deploy aplikasi Anda.
Ionic juga
memiliki library font icon di http://ionicons.com.
font ini sangat bermanfaat dan dapat Anda gunakan untuk aplikasi Anda. Sifatnya
opsional, kita akan mencoba menggunakannya pada contoh-contoh aplikasi
nantinya.
AngularJS
AngularJS
(disebut juga Angular) adalah proyek open-source dari Google yang telah sangat
populer dikalangan para pengembang aplikasi web. Angular membantu para
pengembang dalam memnuliskan baris-baris kode program secara cepat dan memiliki
struktur yang baik.
Dulunya
kita menggunakan bahasa berbasis server (seperti PHP, Ruby atau Java) untuk
mebangun aplikasi kompleks. Sekarang ini framework berbasis web seperti
AngularJS memungkinkan Anda untuk membangun aplikasi kompleks di browser. Ini merupakan
sebuah kesempatan besar untuk para pengembang hybrid app, di mana kita dapat
menggunakan browser ketika membangun aplikasi. Bagi Anda yang telah familier
dengan AngularJS, maka ini akan menjadi lebih mudah bagi Anda dalam menerapkan
Ionic ke dalam aplikasi mobile.
![]() |
Gambar AngularJS dari Google |
AngularJS
dimulai pada tahun 2009 oleh Misko Hevery dan Adam Abrons. Akhirnya Hevery
bergabung dengan Google dan membawa Angular dengannya. Saat ini, proyek ini
sangat populer di kalangan pengembang dan telah diadopsi oleh sejumlah situs
besar, seperti www.nasa.gov. AngularJS juga
di bawah lisensi MIT.
Cordova
Kita akan menggunakan Apache Cordova dalam postingan
ini sebagai framework hybrid app. Cordova merupakan layer yang mengatur
komunikasi antara jendela browser dan native API. Misalnya, pada aplikasi cuaca
membutuhkan akses ke informasi GPS (Global Positioning System) perangkat mobile
untuk mengetahui lokasi, dan Cordova mampu menjembatani komunikasi antara
Angular dan perangkat mobile untuk menerima informasi.
Cordova menyediakan banyak sekali fitur dan plugin
yang dapat kita guanakan dalam mengembangkan aplikasi. Lebih lanjut, Anda dapat
menemukan Cordova di http://cordova.apache.org/.
![]() |
Plugin Cordova |
Mungkin Anda pernah mendengar Phonegap. Adobe telah
mengakuisisi Phonegap dan menggabungkannya ke dalam Apche Software Foundation
dengan nama Cordova, saat ini, Phonegap adalah bagian dari Cordova. Phonegap adalah
bagian inti dari Cordova yang mendukung beberapa fitur berbayar dari Adobe. Di postingan
selanjutnya saya akan menggunakan Cordova, namun Anda juga dapat menggunakan
Phonegap dan fitur berbayarnya jika dibutuhkan.
Cordova adalah proyek open-source Apache yang
memiliki komunitas yang cukup besar. Adobe merupakan pengembang utama daro
framework ini. Cordova berada di bawah lisensi Apache 2.0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar